“The foundation of
every state is the education of its youth.”
(Landasan
dari setiap negara adalah pendidikan kaum mudanya.)--ARIF RAHMAN HAKIM SH.MH.,
Generasi muda merupakan generasi penting yang akan
menentukan nasib masa depan bangsa, ditangan generasi muda inilah maju
mundurnya bangsa akan di pertaruhkan, kendati demikian pemuda harus sudah mulai
bergerak dalam berperan aktif membangun bangsa apalagi saat ini jumlah pemuda
milenial merupakan mayoritas mencapai 54 persen.
Menyikapi hal tersebut, Praktisi Hukum di ARH LAW Office,
Arif Rahman Hakim SH. MH, yang juga sedang
mencalonkan diri sebagai Calon
Legislatif DPRD DKI JAKARTA Untuk Dapil, Cilincing, Koja, Kelapa Gading dan
Pulau Seribu untuk Periode 2024-2029 ,menilai, momentum Pemilu 2024 ini menjadi
momentum yang tepat bagi pemuda untuk turut aktif dalam membangun bangsa.
"Saya kira dengan 54 persen pemilih milenial itukan berarti mayoritas, kalau mayoritas itu ya pemenang, kalau pemenang berarti mereka sangat penting, bukan hanya selogan, jadi pemuda itu bukan pemimpin hari esok tapi pemuda itu adalah pemimpin saat ini tinggal sekarang apakah pemudanya siap atau tidak untuk mengambil peran? saya kira sekarang zamannya anak muda," ungkapnya. Minggu (10/12/2023) di Lapangan Mini Victory Koja-Jakarta Utara.
Adapun peran yang bisa di ambil generasi muda saat ini
diutarakan Pria yang kerap disapa Bang Arif itu, setidaknya ada 5 panggung
utama yang bisa di pilih untuk berperan aktif dalam membangun bangsa.
"Sekarang itukan panggung negara ada 5 yang pertama
sektor publik seperti anggota legislatif hingga kepala daerah, atau bisa
menjadi ASN, atau yang kedua bergerak di swasta boleh, atau jadi profesional
boleh,atau di sektor ke tiga menjadi aktifis boleh, atau yang ke empat di media
massa boleh,atau yang terakhir menjadi pengajar. jadi ada 5 panggung negara
pemuda silahkan anda mau dimana anda suka yang mana jadi berkontribusi dalam
pembangunan bangsa itu tidak hanya melalui sektor publik saja tapi ada 4 jalur
lainnya yang bisa di manfaatkan," terangnya.
Lebih Lanjut dikatakan Bang Arif, kaum Milenial muda itu memiliki kreatifitas tinggi, inovasi,
multitasking, independensi yang tinggi yang jelas sangat di butuhkan dalam
membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia agar perubahan menuju kebaikan
menjadi kian terasa.
"Karena jumlah mereka banyak, lalu pemuda ini sebenarnya berkarakter, apalagi mereka juga di bekali dengan kreatifitas tinggi, multitasking ,mereka lebih independen, nah potensi potensi ini jika di kembangkan di arahkan untuk turut serta membangun bangsa ini hasilnya akan luar biasa kemajuan bangsa kita, tapi kalau ini tidak di perhatikan dengan baik dampak buruknya pun akan sangat terasa," Katanya.
Nah, salah satu kontribusi kita di level paling bawah adalah
memberikan mereka para pemuda penerus bangsa kegiatan yang berdampak positif
tidak hanya kepada mereka tapi juga keluarga, lingkungan dan masyarakat sekitar
mereka, maka dari itu lah tujuan kami mengadakan kegiatan Turnamen Futsal pemuda karang taruna se Kecamatan Koja,
turnamen diadakan hari ini Minggu, 10 Desember 2023, yang di sambut sangat
antusias, terbukti 32 Tim mengikuti turnamen yang di selenggarakan, ARH CUP turnamen
Futsal se Kecamatan Koja, Jakarta Utara, bertempat di Lapangan Mini, Jl.
Walang, Koja Jakarta Utara.
Apa Harapan yang akan di sasar dari kegiatan ini?
Saat tim redaksi
menanyakan Hal tersebut kepada Tokoh Muda Asal BIMA NTB ini menjelaskan, selain
menyediakan ajang positif bagi generasi muda Koja, diharapkan di temukan dan di
salurkan bakat-bakat positif kaum muda dalam hal Futsal/sepak bola dan juga
ajang edukasi dalam membangun jiwa sportifitas anak muda. Tidak saya tampik tujuan
lain dari kegiatan ini juga mengedukasi mereka soal potensi peran politik Kaum muda utuk kemajuan bangsa kedepan Paska kontestasi
2024, kedepan merekalah yang akan menjadi pemimpin bangsa. Memulai edukasi
politik terhadap mereka tak melulu harus dalam kegiatan yang Formil cenderung
kaku, melalui kegiatan yang cair seperti ini kreatifitas mereka cara pandang
dan pemikiran mereka malah lebih muncul keluar, kita memang harus punya
pendekatan yang baik terhadap kebutuhan-kebutuhan mereka.
Olah Raga kok di politisasi ? Apa tidak takut dikatakan memanfaatkan momentum?
Tergantung sudut pandang kita melihatnya? edukasi politik dalam sebuah event olah raga juga bukan hal tabu , kalau kita melihat sejarah jauh sebelum tanah air lepas dari kolonialisme , Sepak bola Indonesia sudah masuk ke Indonesia sejak 1800-an, saat itu permainan ini belum bisa di nikmati pribumi, dan baru dimainkan oleh Militer Belanda.
Sehingga kemudian di kalangan muda dapat dikata semangat juang dimulai dari membuat jong (perkumpulan pemuda lokal di tiap daerah--salah satunya juga perkumpulan pemuda di bidang olah raga) dengan semangat nasionalisme dan memperjuangkan kesetaraan sebagai manusia merdeka, lewat cara itu perkumpulan-perkumpulan itu mengkristal menjadi PSSI yang kita kenal sekarang, jadi zaman itu setiap kegiatan pemuda termasuk olah raga semangatnya adalah Nasionalisme dan Penghapusan segala bentuk penghisapan manusia atas manusia lainnya.
Jadi, Kenapa tidak kita gunakan momentum event ARH CUP ini, membangun semangat, pentingnya memperjuangkan NASIB dan KESEJAHTERAAN Bangsa kedepan melalui edukasi politik yang baik? pungkasnya menutup wawancara.



0 Komentar